Stunting merupakan masalah kesehatan pada bayi/balita yang masih menjadi prioritas pemerintah saat ini. Anak yang mengalami stunting umumnya akan memiliki tubuh lebih pendek dengan tingkat kecerdaasan yang kurang dari pada anak seusianya dan rentan terkena serangan penyakit. Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Junrejo pada Tahun 2022, prevalensi angka stunting di wilayah kerja Puskesmas Junrejo sebesar 12% dengan jumlah balita stunting 159 anak. Meskipun sudah dibawah target nasional (14% pada tahun 2022), angka stuntung di Puskesmas Junrejo masih cukup besar.

Berbagai upaya dilakukan untuk mempersiapkan generasi terbaik bangsa menuju Indonesia Emas tahun 2024. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Puskesmas Junrejo adalah dengan menerapkan inovasi KANCING BAJU (Kenali Dan Cegah Stunting Balita Datangi Posyandu Juga Jaga Pola Asuh, Pola Makan,Pola Hidup). Inovasi ini berupa intervensi bukan hanya dari aspek pola makan yang dikonsumsi anak saja, namun juga mengintervensi dari aspek pola hidup anak dan keluarganya juga pola asuh dari orang tua.

Sasaran dari KANCING BAJU adalah bayi/balita rawan yang mengalami masalah gizi berupa berat badan tidak naik pada saat penimbangan di posyandu. Sasaran ini dipilih karena untuk mencegah bayi/balita yang mengalami masalah gizi baik T, 2T, dan BGM tidak sampai menjadi stunting. Sasaran akan dimintai identitas seperti alamat dan nomer telpon orang tua. Sasaran akan dipantau dan diberikan edukasi oleh tenaga kesehatan puskesmas melalui grup whatsapp dan kunjungan rumah secara berkala.

Sejak diterapkannya inovasi KANCING BAJU pada tahun 2023, angka stunting di wilayah kerja Puskesmas Junrejo mengalami penurunan secara signifikan menjadi 11,5%. Inovasi KANCING BAJU hingga Juni 2024 masih terus dilaksanakan dengan beberapa modifikasi seperti pemberian vitamin kepada sasaran yang mengalami sakit atau tidak mau makan serta pemberian asi booster kepada ibu menyusui. Melalui inovasi ini diharapkan bisa terus menekan angka stunting khususnya di Kota Batu.